Sponsor
Selamat Jalan Gus Dur
Berita duka datang dari Jombang, Jawa Timur. Mantan Presiden Indonesia, Abdulrahman Wahid meninggal dunia. Bapak pluralisme dan multikulturalisme ini dimakamkan di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur tanggal 31-12-2009, tepat sehari sebelum tahun baru. Pemakaman itu dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di tempat tersebut juga dimakamkan ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama. Juga ada makam KH Yusuf Hasyim, mantan pengasuh Ponpes Tebuireng yang meninggal setahun lalu. Makam Gus Dur juga diteduhi oleh tiga pohon palem yang berdiri di sekitar liang lahad. Sejak kabar meninggalnya Gus Dur tersiar, pelayat mulai berdatangan ke ponpes di Jalan Hasyim Asy'ari, Jombang tersebut. Bahkan sebelum subuh, Masjid Kasipuhan di kompleks ponpes sudah dipenuhi massa. Begitu juga pendapa joglo di sekitar makam. Mereka membaca tahlil dan mendoakan Gus Dur. Tidak ada pengamanan dari malam hingga pagi kemarin. Karena itu, para pelayat leluasa hilir mudik di lokasi pemakaman. Baru pada pukul 08.00, petugas keamanan melakukan pembersihan. Semua pelayat, kecuali keluarga, diminta ke luar ponpes. Ini agar petugas bisa menyiapkan upacara kenegaraan. Juga memberi kesempatan kepada Paspampres untuk melakukan penyisiran terhadap kemungkinan bom. Tidak mudah meminta ribuan pelayat keluar dari halaman ponpes. Pasukan Kostrad dan Brimob yang mestinya menjadi petugas upacara terpaksa dikerahkan untuk meminta pelayat keluar. Hanya keluarga dan wartawan yang akhirnya diperbolehkan berada di areal pemakaman. Barulah petugas upacara bisa melaksanakan geladi bersih. Semakin siang suasana di luar pagar Ponpes Tebuireng semakin ramai. Ratusan ribu pelayat sudah berada di Jalan Hasyin Asy'ari di depan ponpes. Mereka memaksa masuk ke areal pemakaman. Akhirnya Paspampres meminta pihak ponpes menyeleksi tamu yang melayat. Hanya kerabat dan tamu penting yang diperkenankan masuk. enazah Gus Dur yang dibawa dengan mobil VW Caravelle tiba sekitar pukul 11.30. Untuk memberi kesempatan masyarakat luas melakukan salat jenazah, jasad Gus Dur dibawa ke Masjid Ulul Albab, yang berada 500 meter arah barat Ponpes Tebuireng. Kedatangan jenazah Gus Dur itu disambut dengan tahlil dan takbir para pelayat. Bendera Nahdlatul Ulama (NU) dan bendera PKB berkibar di segala penjuru. Begitu juga foto Gus Dur. Para pelayat juga berusaha menyentuh peti cucu pendiri NU tersebut. Selesai disalati, barulah pukul 12.15 jenazah dibawa ke Ponpes Tebuireng. Saat jenazah akan masuk Ponpes Tebuireng itulah pengamanan aparat jebol. Begitu pintu gerbang dibuka untuk memberikan ruang bagi kendaraan jenazah Gus Dur, ribuan orang merangsek masuk. Bukan hanya itu. Rupanya ribuan orang juga melompati pagar-pagar tembok di sekeliling ponpes. Aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak kecuali pasrah. Kekisruhan kembali terjadi saat rombongan menteri dan pejabat negara datang dengan bus milik Pemprov Jatim. Massa pun berebut masuk bersamaan dengan dibukanya pintu gerbang. Begitu prosesi pemakaman rampung, presiden dan para menteri meninggalkan Ponpes Tebuireng. Setelah itu pintu gerbang ponpes dibuka untuk umum.
Selamat Jalan Gus Dur...
Es Mencair
Bongkahan es raksasa yang jumlahnya ratusan bergerak dari Antartika menuju pulau-pulau di Selandia Baru. Bongkahan es yang besarnya seperti stadion itu dikhawatirkan Pemerintah Selandia Baru mengancam pelayaran.
Hasil pemotretan satelit menunjukkan, bongkahan besar es baru saja melewati kawasan pulau Auckland dan menuju pulau utama South Island, sekitar 450 kilometer arah timur laut. ”Peringatan berlaku bagi semua kapal di kawasan itu agar waspada terhadap keberadaan bongkahan es,” kata juru bicara kelautan Selandia Baru, Ross Henderson, seperti dilaporkan AFP, Senin (23/11).
Keberadaan bongkahan es dalam kelompok besar itu disampaikan ahli gletser dari Divisi Antartika Australia. Mereka
Menurut mereka, bongkahan es itu merupakan bagian dari bongkahan raksasa yang Oktober lalu terlihat di sekitar Pulau Macquarie, Australia. Saat itu, dua bongkahan besar—yang pertama selebar dua kilometer dan kedua sebesar stadion olimpiade ”sarang burung” Beijing—terpantau di sana.
Sementara itu, yang terpantau menuju Selandia Baru hari Senin lalu sudah terpecah-pecah dalam berbagai ukuran. Beberapa di antaranya memiliki lebar 200 meter.
”Semua berasal dari satu bongkahan besar, yang mungkin luasnya 30-an kilometer persegi di Antartika sana,” kata salah satu ahli gletser, Neal Young. Meningkatnya suhu global dan muka laut karena pemanasan global dituding sebagai penyebabnya.
Menurut Neal Young, bongkahan es dalam jumlah besar terakhir terlihat mengapung di dekat Selandia Baru pada tahun 2006 lalu. Saat itu, hanya berjarak 25 kilometer dari garis pantai—kejadian pertama setelah tahun 1931.
Untuk kepentingan publikasi, tahun 2006, seekor domba yang diangkut helikopter dicukur bulunya di atas bongkahan es yang sedang mengapung. Selandia Baru dikenal sebagai pusat industri wol.
”Yang terlihat saat ini memiliki jalur pergerakan yang sama menuju Selandia Baru. Apakah menuju South Island, sulit mengatakannya,” kata dia.
Namun, ia yakin akan semakin sering melihat kejadian serupa bila suhu global terus meningkat. Sejumlah ahli tidak yakin akan hal ini.
Berkurangnya luasan es Antartika di Kutub Selatan telah teridentifikasi beberapa tahun terakhir. Namun, berkurangnya lapisan es di kawasan Antartika timur dalam jumlah besar, selama tiga tahun terakhir, dinilai para ahli sebagai ”kejutan”.
Tidak seperti lapisan es di Antartika barat, yang selama ini dikenal rentan dan tidak stabil, lapisan es di Antartika timur dikenal sangat stabil. Namun, sejumlah ahli belum meyakini fenomena itu terkait erat dengan perubahan iklim.
Di tengah pro-kontra lelehan es di kutub sebagai dampak pemanasan global, sebuah studi diluncurkan WWF di Swiss, Senin lalu. Banjir besar diperkirakan akan melanda kota-kota pelabuhan utama di dunia dan menimbulkan kerugian hingga 28 triliun dollar AS pada tahun 2050.
Kenaikan muka laut akan mencapai setengah meter bila suhu global naik 0,5 hingga 2 derajat Celsius pada kurun waktu sekarang sampai 2050. Pada saat itulah kerugian triliunan dollar AS ditimbulkan dari 136 kota pelabuhan besar di dunia.
Diadopsi dari : kompas.com
Angket Century
Sepertinya masalah Bibit-Chandra merembet kemana-mana. Terbukti, Century ikut disebut-sebut. Masalah Century yang tidak kunjung reda ini pun akhirnya menggugah para dewan di Senayan. Mereka sampai menggunakan hak mereka untuk membereskan kasus ini. Hak angket, itu lah yang di gunakan oleh DPR untuk membahas masalah Century ini. Apakah itu hak angket ? Saya akan memberi tahu tentang apa itu hak angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini yang di duga sebagai pertentangan adalah dana kucuran bailout yang di keluarkan pemerintah. Seperti apakah Angket Century, kita tunggu bersama. Angket ini perlu kita kawal sampai selesai...